Bengkulu – Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bengkulu, Carles Arpindo membantah semua tuduhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di media massa.
Dijelaskan Carles, konflik di kampus UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu dan sekitarnya justru dimulai oleh kader HMI.
Pertama, soal atribut organisasi, justru yang pertama kali yang membawa atribut organisasi ke dalam kamus UIN adalah kader HMI itu sendiri. Hal itu diakui dan dibenarkan oleh pengurus HMI saat audensi di dengan Wakil Rektor 2 di ruang rapat rektorat pada 14 September 2023.
Kemudian, pernyataan di media yang menuduh kader PMII memulai penyerangan adalah fitnah. Sebab, yang mulai memancing dan melakukan penyerangan sehingga melukai kader PMII adalah aktivis yang diduga dari HMI. Hal itu dapat dibuktikan dari keterangan Satpam kampus, Dosen dan Mahasiswa.
“Sebelum keributan di luar kampus, ada salah satu kader diduga dari HMI menantang dan mengajak ribut diluar. Sehingga pihak kampus melakukan tindakan mempersilahkan pihak-pihak dari unsur OKP yang masih berada di dalam kampus untuk keluar dari lingkungan kampus.
Bahkan untuk mencegah keributan diluar kampus, pihak kampus mempersilahkan massa HMI dan KAMMI lebih dulu keluar dari kampus melalui pintu depan, setelah kurang lebih 30 menit, baru massa dari PMII yang disuruh keluar dari kampus melalui pintu belakang.
Namun nyatanya massa dari HMI menunggu diluar kampus (depan pintu gerbang belakang kampus) dan menarik salah satu kader PMII sehingga terjadi keributan. Dalam keributan itu, kader PMII mengalami luka lebam, patah tangan, semua ada buktinya.
Jadi yang mengalami luka lebih dulu adalah kader PMII, bukan kader HMI. Adanya kader HMI yang terluka itu disebabkan keributan diawal yang diciptakan oleh kader yang diduga dari HMI,” jelas Carles dalam keterangannya kepada media melalui siaran persnya, Selasa (26/9/2023).
Carles juga membantah ada kader PMII yang membawa senjata tajam (Sajam) dalam keributan tersebut. Pihaknya juga siap memberikan keterangan kepada penegak hukum apabila dibutuhkan.
“Semua bukti ada dengan kami dan siap dipertanggungjawabkan. Kami tidak akan omong kosong saja,” ungkap Carles.
Lanjut Carles, terkait konflik yang sudah terjadi, pihaknya mengimbau semua kader dan anggota PMII dalam lingkung kampus UIN FS Bengkulu untuk menahan diri dari melakukan tindakan-tindakan yang berpotensi membuat suasana gaduh.
“Pada dasarnya kami cinta damai, namun jika harga diri kami diserang, kami juga bisa membela diri,” ucap Carles.
Apa yang disampaikan, kata Carles, adalah bentuk bantahan atas opini yang menyudutkan PMII di media. “Yang berkembang di media bukan berdasarkan runtutan kronologis lengkap peristiwa, beropini menghakimi, dan kami tidak terima atas hal itu,” tambahnya.
Adapun, dalam keributan yang terjadi, kader PMII yang mengalami luka adalah Evan Evindo dan saat ini sudah melapor ke Polresta Bengkulu.
“Kita sudah dampingi kader kita yang mengalami luka akibat pengeroyokan yang diduga pelakunya adalah kader HMI, laporan sudah disampaikan oleh korban langsung ke Polresta Bengkulu dan akan kita kawal sampai tuntas dan jelas, sebab korban juga sudah divisum,” pungkasnya.