Dunia jurnalisme Indonesia berduka atas kepergian Prof. Salim Said, tokoh pers, perfilman, dan cendekiawan terkemuka.
Salim Said berpulang pada Sabtu malam pukul 19.33 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun, menyampaikan belasungkawa mendalam.
“Wartawan Tempo ini merupakan sosok inspiratif bagi insan pers. Wafatnya merupakan kehilangan besar bagi dunia jurnalisme Tanah Air,” ujar Hendry.
Hendry mengagumi produktivitas dan integritas Salim Said. Sebagai wartawan, ia tak segan menyuarakan kebenaran. Keteladanannya menjadi panduan bagi dunia pers.
Selain berkiprah di jurnalisme, Salim Said juga menunjukkan bahwa wartawan dapat berkontribusi luas. Ia pernah menjadi duta besar Indonesia untuk Republik Ceko, anggota MPR RI, dan pengajar di berbagai perguruan tinggi.
Hendry menilai, Indonesia hanya memiliki dua tokoh pers serbabisa, yaitu Adam Malik dan Salim Said. “Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat mencapai kesuksesan di berbagai bidang dengan terus belajar dan mengasah kemampuan,” kata Hendry.
Jenazah Salim Said disemayamkan di rumah duka Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur. Pemakaman direncanakan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/5) siang.