Perdagangan Bursa Karbon Indonesia Jauh dari Target
Jakarta – Bursa karbon Indonesia yang telah diluncurkan pada tahun 2022 masih belum memenuhi ekspektasi yang ditetapkan. Hal ini tercermin dari volume perdagangan yang masih minim dan jumlah pelaku pasar yang relatif sedikit.
Volume Perdagangan Minim
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total volume perdagangan di bursa karbon Indonesia pada semester pertama 2023 hanya mencapai 1.000 ton setara karbon dioksida (CO2e). Angka ini masih jauh di bawah target pemerintah sebesar 10 juta ton CO2e pada tahun 2023.
“Volume perdagangan yang rendah ini menunjukkan bahwa pasar karbon Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam sebuah konferensi pers.
Pelaku Pasar Sedikit
Rendahnya volume perdagangan juga dipengaruhi oleh jumlah pelaku pasar yang masih terbatas. Hingga saat ini, hanya ada sekitar 20 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota bursa karbon Indonesia. Padahal, pemerintah menargetkan partisipasi hingga 100 perusahaan pada tahun 2023.
“Kami terus berupaya untuk menarik lebih banyak pelaku pasar ke dalam bursa karbon, baik dari sektor swasta maupun publik,” tambah Iman.
Hambatan Pengembangan
Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang menghambat pengembangan bursa karbon Indonesia, antara lain:
* Ketidakpastian regulasi
* Kurangnya mekanisme penegakan hukum yang jelas
* Keterbatasan infrastruktur untuk pemantauan dan verifikasi emisi gas rumah kaca
Upaya Pemerintah
Pemerintah mengakui adanya tantangan dalam mengembangkan bursa karbon Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi hambatan tersebut, seperti:
* Menyempurnakan regulasi dan menyediakan insentif
* Meningkatkan kerja sama internasional
* Berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur pemantauan emisi
Prospek Masa Depan
Meskipun masih menghadapi tantangan, bursa karbon Indonesia diharapkan memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target nol emisi bersih pada tahun 2060.
“Bursa karbon memiliki peran penting dalam mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.