Penurunan NPF BRI Finance, Strategi Terapkan Penyaluran Pembiayaan Selektif
Jakarta – PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mencatatkan penurunan Non Performing Financing (NPF) pada periode Maret 2024. Direktur Manajemen Risiko BRI Finance, Ari Prayuwana, mengungkapkan bahwa NPF perusahaan berada di angka 1,66%, turun 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,79%.
“Penurunan NPF ini menunjukkan perbaikan kualitas pembiayaan dan kinerja positif perusahaan,” kata Ari kepada Kontan, Kamis (16/5).
Penurunan NPF tersebut merupakan hasil dari serangkaian langkah strategis yang diterapkan perusahaan, di antaranya penyaluran pembiayaan yang selektif dengan prinsip kehati-hatian. Selain itu, perusahaan juga memperkuat AR Management atau Collection yang berfokus pada kualitas pembiayaan.
Namun, posisi NPF BRI Finance sedikit mengalami peningkatan pada April 2024, yaitu sebesar 1,68%. Ari menjelaskan bahwa peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurunnya daya beli masyarakat pasca momen Lebaran dan meningkatnya keterlambatan pembayaran oleh debitur.
“Meskipun demikian, perusahaan optimistis dapat menjaga rasio NPF di bawah 2% hingga akhir tahun,” ujar Ari.
Untuk mengantisipasi kenaikan NPF di masa mendatang, BRI Finance telah menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya:
* Ekspansi bisnis secara selektif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian melalui penetapan kebijakan pasar sasaran dan kriteria risiko calon debitur yang ketat.
* Penguatan risk technology dan risk culture.
* Penguatan policy dan engine scoring yang lebih spesifik untuk pembiayaan segmen konsumen.
* Peningkatan monitoring dan tindakan lainnya untuk menjaga kualitas pembiayaan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa NPF gross perusahaan pembiayaan pada Maret 2024 berada di angka 2,45%, sedangkan NPF Net industri pembiayaan mencapai 0,70%.
