IHSG Berjaya Kembali ke Kisaran 7.300-an, Kemesraan Asing dan Lokal Memicu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan prestasi menggembirakan dengan menembus level psikologis 7.300 hari ini, Selasa (24/1/2023). Kenaikan ini didorong oleh sentimen positif dari dalam dan luar negeri.
“Investor asing dan domestik sama-sama antusias berburu saham hari ini, yang menjadi katalisator utama penguatan IHSG,” ujar Analis Pasar Saham, Aretha Widya, dalam keterangannya.
Tercatat, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp1,2 triliun di pasar reguler. Aksi beli tersebut didorong oleh ekspektasi positif terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih solid.
Sementara itu, investor domestik juga tidak mau ketinggalan. Mereka tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp297 miliar, menunjukkan keyakinan terhadap pasar saham Indonesia. “Sentimen positif ini didukung oleh kinerja emiten yang solid dan ekspektasi aliran dana asing yang akan terus berlanjut,” imbuh Aretha.
Saham-saham yang menjadi penggerak utama IHSG antara lain saham pertambangan, perbankan, dan teknologi. Emiten pertambangan seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami kenaikan yang signifikan seiring membaiknya harga komoditas.
“Selain itu, penguatan sektor perbankan juga berkontribusi terhadap kenaikan IHSG,” kata Aretha. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang utama di sektor ini.
Tak ketinggalan, saham-saham teknologi juga turut berkontribusi pada penguatan IHSG. Emiten seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Analis Pasar Saham, Wisnu Budiarsa, memprediksi IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan penguatannya dalam beberapa waktu ke depan. “Sentimen positif masih akan menopang pergerakan IHSG, didukung oleh optimisme pelaku pasar terhadap perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Namun, Wisnu juga mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap potensi risiko, seperti ketidakpastian geopolitik global dan fluktuasi nilai tukar. “Investasi perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan diversifikasi portofolio yang tepat,” tandasnya.