Nilai Rupiah Melemah, Antrean Panjang di Money Changer
Jakarta – Nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mengalami pelemahan pada Rabu (7/12/2022). Akibatnya, antrean panjang terlihat di sejumlah gerai penukaran mata uang (money changer) di Indonesia.
Menurut data Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan di level Rp 15.625 per USD pada pukul 10.45 WIB, melemah 0,47% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Pelemahan nilai tukar rupiah ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk kekhawatiran akan resesi global dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Salah seorang penukar uang di Jakarta, Sari (35), mengaku kebanjiran pelanggan sejak nilai rupiah melemah. “Biasanya sepi, tapi sekarang banyak yang antre,” ucapnya.
Sari mengatakan, banyak pelanggannya yang berencana bepergian ke luar negeri atau membutuhkan dolar AS untuk kebutuhan bisnis. “Kebanyakan tukar untuk kebutuhan perjalanan dan bisnis,” katanya.
Harga jual dolar AS di money changer bervariasi, tergantung lokasi dan penukarnya. Di Jakarta Pusat, rata-rata harga jual dolar AS berada di kisaran Rp 15.700-Rp 15.750 per USD.
Ekonom senior Indef, Aviliani, menilai pelemahan rupiah berpotensi berlanjut dalam jangka pendek. “Sentimen eksternal dan domestik masih negatif. Rupiah mungkin akan bergerak di kisaran Rp 15.500-Rp 15.800 dalam beberapa waktu ke depan,” tuturnya.
Pemerintah Indonesia telah berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah melalui berbagai langkah, seperti intervensi Bank Indonesia dan penerbitan obligasi valuta asing (obligasi global). Namun, Aviliani menekankan bahwa stabilitas rupiah juga bergantung pada faktor global.
“Pelemahan rupiah menjadi pengingat bahwa kita perlu memperkuat fondasi ekonomi domestik. Kita perlu meningkatkan investasi, ekspor, dan pariwisata untuk mengurangi ketergantungan pada faktor eksternal,” pungkas Aviliani.