Amblesnya IHSG: Asing Geber Mesin Penjualan Saham

**Arus Modal Asing Berbalik: IHSG Terkulai**

IHSG Ambruk ke Level Terendah, Asing Jual Saham Jumbo

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada akhir pekan, Jumat (7/6/2024). Meskipun sentimen pasar cenderung positif, indeks terkoreksi lebih dari 1%, menyentuh level terendah sejak November 2023.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup anjlok 1,1% ke posisi 6.897,95. Koreksi ini membawa indeks hingga menembus level psikologis 6.800, menjadi posisi terendah sepanjang tahun ini.

Penurunan IHSG diiringi dengan aksi jual besar-besaran investor asing. Tercatat, sepanjang hari tersebut, investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,51 triliun. Rinciannya, Rp696,71 miliar di pasar reguler dan Rp818,22 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Data RTI Business mengungkapkan, aksi jual asing paling banyak terkonsentrasi pada sejumlah saham utama, di antaranya:

* PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI): Rp2,0 triliun
* PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR): Rp760,6 miliar
* PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO): Rp375,5 miliar
* PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR): Rp272,5 miliar
* PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM): Rp188,0 miliar

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menilai koreksi IHSG disebabkan oleh kombinasi faktor global dan domestik. “Faktor global yang utama adalah kepastian kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (The Fed) sebesar 50 basis poin,” terangnya.

Selain itu, kata Iman, sentimen investor dalam negeri juga dipengaruhi oleh rilis data inflasi dalam negeri yang menunjukkan tren peningkatan. “Inflasi yang tinggi dikhawatirkan dapat mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan,” sambungnya.

Sementara itu, analis pasar saham Indonesia, Fahmi Alkatiri, berpendapat bahwa aksi jual asing pada saham-saham unggulan menunjukkan adanya kekhawatiran investor terhadap prospek laba emiten tersebut.

“Banyak investor asing yang menilai bahwa valuasi saham-saham unggulan saat ini sudah terlalu tinggi, sehingga mereka melakukan profit taking,” jelas Fahmi.

Fahmi memprediksi, koreksi IHSG masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. “Namun, secara teknikal, IHSG diperkirakan akan menemui support di level 6.800. Jika level tersebut tertembus, penurunan indeks bisa berlanjut hingga menyentuh level 6.700,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *