Partai Oposisi Krusial untuk Demokrasi dan Pemberantasan Korupsi
Jakarta – Guru Besar Filsafat Moral Franz Magnis-Suseno, yang akrab disapa Romo Magnis, menegaskan pentingnya peran partai oposisi bagi kesehatan demokrasi di Indonesia.
“Jika semua partai mendukung pemerintah, maka eksekutif bisa bertindak sesuka hati,” ujar Romo Magnis dalam Diskusi Publik “Hukum sebagai Senjata Politik” yang diselenggarakan Nurcholish Madjid Society di Jakarta, Rabu.
Dalam konteks pemberantasan korupsi, Romo Magnis menekankan perlunya partai politik yang bebas dari intervensi. “Jika partai politik mudah diadopsi oleh pemerintah, lalu bagaimana kita bisa memberantas korupsi?” tanyanya.
Selain itu, Romo Magnis juga menyoroti pentingnya keberagaman ideologi partai politik di parlemen. “Mengapa di Indonesia tidak ada partai kiri? Bukan karena dilarang, tetapi karena tidak dipilih. Ini adalah trauma pasca peristiwa 1965-1966,” katanya.
“Demokrasi tanpa partai kiri tidak masuk akal,” imbuhnya.
Dalam diskusinya, Romo Magnis menyinggung reformasi sebagai momen luar biasa dalam sejarah Indonesia. “Setelah sekian lama merdeka, Indonesia akhirnya berhasil menginstal demokrasi berkat perjuangan mahasiswa dan elemen masyarakat,” ujarnya.
Demokrasi, menurut Romo Magnis, adalah perwujudan dari kedaulatan rakyat, yang terdiri dari kedaulatan individu. “Indonesia adalah negara sukses dibandingkan banyak negara lain. Kita telah melalui masa-masa sulit, namun berhasil,” katanya.
Meski demikian, Romo Magnis menekankan bahwa Indonesia masih harus berjuang memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). “Jika negara menjadi korup, ketidakadilan pasti akan masuk. Kita tidak bisa membangun negara yang aman tanpa keadilan,” tegasnya.