Tingkat Kredit Bermasalah Perusahaan Pembiayaan Membaik pada Maret 2024
Industri perusahaan pembiayaan atau multifinance telah mengalami perbaikan dalam tingkat Kredit Bermasalah (NPF), sebagaimana tercermin dalam data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data OJK, NPF gross perusahaan pembiayaan pada Maret 2024 mencapai 2,45%, turun 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,55%.
PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mencatatkan penurunan NPF yang signifikan. Per Maret 2024, NPF perusahaan mencapai 1,66%, turun 0,12% dari bulan sebelumnya. Direktur Manajemen Risiko BRI Finance, Ari Prayuwana, menyatakan perbaikan ini merupakan hasil dari langkah-langkah strategis, seperti penyaluran pembiayaan selektif dan penguatan manajemen penagihan.
Sementara itu, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga menunjukkan perbaikan NPF. Per Maret 2024, NPF CNAF mencapai 1,08%, stabil jika dibandingkan dengan Februari 2024. Pun demikian, jika dibandingkan dengan Maret 2023, NPF CNAF turun sebesar 54 bps.
Meski mengalami penurunan secara keseluruhan, beberapa perusahaan pembiayaan mengalami sedikit peningkatan NPF setelah momen Lebaran. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan keterlambatan pembayaran kewajiban oleh debitur.
Untuk menjaga kualitas portofolio, perusahaan pembiayaan akan menerapkan berbagai strategi, seperti ekspansi bisnis secara selektif, penerapan prinsip kehati-hatian, dan penguatan teknologi risiko.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, penurunan NPF yang terjadi pada Maret 2024 merupakan dampak dari momen Ramadan yang mendongkrak penyaluran pembiayaan. Namun, ia memproyeksikan NPF gross industri akan sedikit memburuk pada April 2024 akibat penggunaan dana yang banyak setelah Lebaran.